Tuesday, September 12, 2017

"MATA AIR SU DEKAT TOH.." (BOTI) - NTT

"Mata air su dekat toh?"

Pasti kalimat tersebut sudah familiar dalam keseharian kita, dengan dialek khas orang Timor/Kupang.

Padahal dalam kenyataannya adalah kontradiksi bahkan sebuah ironi yang menyedihkan.
Air mengalir sangat 'jauuuh..' dari jangkauan masyarakat Boti dan sekitarnya.

Musim kemarau disini rata-rata lebih lama dari daerah-daerah lain di Indonesia, bisa mencapai sembilan bulan lebih.
Sehingga menyebabkan kekeringan yang berkepanjangan.

Kondisi ini berdampak juga pada pola pertanian dan jenis tanaman pangan yang bisa di olah warga Boti dan sekitarnya.
Mayoritas mereka hanya bisa menanam jagung dan mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokoknya.

Di musim kemarau sungai-sungai juga mengering.
Biasanya mereka memanfaatkan rembesan air di sela-sela batuan dasar sungai, dengan membuat galian atau kubangan untuk menampung air.
Setelah air cukup jernih, air tsb akan di masukan dalam jerigen-jerigen.
Hanya dengan cara itu mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik untuk konsumsi keluarga, mencuci atau untuk ternak.

Beberapa mata air masih ada yang bisa bertahan di musim kemarau, walau debit-nya sangat kecil.
Hal yang sama, mereka harus menampung dulu di ember kemudian dituang ke dalam jerigen dan harus antri sepanjang hari.

Bahkan sudah menjadi pemandangan yang lazim anak-anak bermain, berangkat dan pulang sekolah sambil menenteng jerigen air.

SAVE OUR BOTI

Melalui kesempatan ini kami mengajak kepada semua relawan aktivis kemanusian dan lingkungan untuk bersinergi melakukan gerakkan: WATER FOR BOTI!

Mari kita upayakan pengadaan air bersih disana, dengan pembuatan tanggul atau tandon penampungan di mata air-mata air yang ada.
Sehingga ke depan masyarakat disana khususnya anak-anak tidak lagi harus antri berjam-jam dan menampung air dalam ember.

No comments:

Post a Comment