From the hill of bampola old village, we can see an amazing view of nature, and the view of Kabola bay is also clearly seen as if it was a mat. Meanwhile, the row of islands surrounded by Pantar strait and the Sawu sea.
Those beautiful views can eliminate our weariness and feeling of sultry during the season here.
Before going to the settlement, on the right side is a small house for the grave of the first ancestor inhabiting that place named Tjlhe king of Land.
Some banyan trees make that place scarier and more lonely.
The ambience indicates As if The trees whisper that the place is still pure, and refuses to be visited and damaged by human.
In the settlement are some custom houses, yet the main house is Latakuuil, having "mezba" on the right side, as the place to hold ceremony.
Generally, The houses of latakuil are rather different from those custom houses in Alor, or east nusa tenggara.
Latakuil is house on stilts with a bamboo wall and roof made of coned weeds.
The other special feature is a stair which links the land and the house on stilts. The stair has chains on the left side and the carving shaped dragon on the right side.
(To be continued to Bampalola 3..)
😃😃😃
Dari bukit Kampung Lama Bampalola akan terlihat pemandangan alam yang luar biasa, tampak terbentang Teluk Kabola bagai permadani di sebelah kiri, sementara sebelah kanannya dapat disaksikan jajaran pulau–pulau yang dikelilingi Selat Pantar dan Laut Sawu.
Pemandangan alam yang luar biasa tersebut sejenak bisa melupakan kelelahan yang kita alami dan udara gerah sepanjang musim kering disini.
Sebelum memasuki perkampungan, disebelah kanan terdapat sebuah rumah tembok kecil sebagai tempat pemakaman leluhur pertama yang mendiami tempat tersebut yang dinamakan Raja Tanah.
Sejumlah pohon beringin tua menambah keangkeran dan kesunyian alam.
Sejumlah pohon beringin tua menambah keangkeran dan kesunyian alam.
Seakan membisikan bahwa tempat itu masih murni dan menolak dicemari ulah kotor manusia.
Di lokasi perkampungan itulah berdiri beberapa rumah adat, namun yang menjadi pusat rumah adat adalah yang bernama Lakatuil, di mana di samping kanan rumah adat tersebut juga terdapat sebuah 'mezba' sebagai tempat berlangsungnya upacara adat.
Rumah Adat Lakatuil agak berbeda dengan rumah–rumah adat yang berada di Alor, maupun di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya.
Lakatuil berupa rumah panggung berdinding bambu dan diatapi dengan rumput ilalang berbentuk kerucut.
Pada bagian puncaknya berukiran naga yang sedang membuka mulut menjurus ke arah timur atau terbitnya matahari.
Ciri khas yang lain adalah sebuah tangga yang menghubungkan tanah dengan rumah panggung juga berukirkan naga sementara membuka mulut pada bagian kanan, sementara bagian kiri terdapat sebuah rantai yang berfungsi sebagai pegangan tangan kiri.
(Bersambung ke Bampalola 3..)
No comments:
Post a Comment