Sunday, September 10, 2017

BAMPALOLA VILLAGE 4 - ALOR ISLAND

For Bampalola society entering the custom village should remove the shoes or footwear, because the place is sacred (pamali). Don’t be surprised if you see people around here never wear shoes or footwear. Another they should not talk profanity because nature itself will judge.

There also is not allowed to drink liquor or fermented drinks including local product (tuak).

Bampalola community is a community that still live with custom values ​​and blend with harmonious natural life. Through the symbols of traditional houses and various ancient objects and various types of musical instruments add mystical power and mystery that has not been revealed until now.

Certainly living on a hill without springs has created a strong individual and kinship. They are being environmentally friendly.

The nature here is same as other place at Alor Island or East Nusa Tenggara, hard and dry!

If you want to visit this village, trying in April or December because in those months there are custom parties, and the crowd and the marvelous culture will appear all. Other than those months only a few guests will be seen. Besides, this village barely seems signs of real life. 


πŸ˜ƒπŸ˜ƒπŸ˜ƒ

Bagi masyarakat Bampalola memasuki perkampungan adat harus melepas kasut atau alas kaki, karena tempat itu suci (pamali). Sebab itu jangan heran jika melihat masyarakat disekitar sini tidak pernah memakai sepatu atau alas kaki. Dan satu lagi tidak boleh bicara kata–kata kotor, karena alam sendiri yang akan menghakimi.

Juga tidak diperkenankan minum–minuman beralkohol atau minuman fermentasi, termasuk produk lokal(tuak).

Masyarakat Bampalola adalah masyarakat yang masih hidup dengan nilai–nilai adat serta menyatu dengan kehidupan alam yang harmonis.
Lewat simbol rumah adat dan aneka benda–benda purbakala serta berbagai jenis alat musik menambah daya mistis dan misteri yang belum terungkap hingga kini.

Yang pasti hidup di sebuah bukit yang tidak ada mata air itu, benar-benar telah menciptakan individu dan kekerabatan yang tangguh, serta ramah kepada lingkungan.
Alam disini seperti pada umumnya di pulau Alor atau Nusa Tenggara Timur, keras dan kering!

Jika ingin mengunjungi kampung ini, usahakan di bulan April atau Desember, pada bulan-bulan itu ada pesta-pesta adat, dan keramaian serta keindahan budayanya akan tampil semua. Di luar bulan itu, kampung ini nyaris tidak nampak tanda-tanda 'kehidupan' yang sesungguhnya, selain beberpa tamu saja.


























No comments:

Post a Comment